Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Kamis, 17 Juni 2021

Jenis-Jenis Laboratorium Arkeologi

Laboratorium arkeologi bertujuan untuk melaksanakan metode pengukuran dan penimbangan artefak yang digunakan di laboratorium pengolahan artefak. Adapun yang dilaksanakan dalam laboratorium arkeologi adalah mengidentifikasi jenis artefak secara luas, kemudian mengukur, menimbang, hingga yang terakhir ialah melakukan penggambaran. Pekerjaan tersebut hampir sama dengan ketika melakukan perekaman data dilapangan.

Di dalam ruang laboratorium arkeologi, biasanya terdapat storange untuk koleksi, baik spesimen osteologi manusia dan primata, berbagai jenis bahan arkeologi, dan lain sebagainya. Koleksi yang terdapat di dalam ruang laboratorium arkeologi adalah koleksi yang digunakan untuk membantu pengajaran, misalnya ilmu arkeologi itu sendiri, biologi manusia, prilaku, dan evolusi. Jaringan keilmuan tersebut diaktifkan dan dilengkapi dengan sistem proyeksi komputer, dokumen kamera, XRF portabel, dan mikroskop.

Penggunaan laboratorium arkeologi yaitu untuk membersihkan, mengidentifikasi, membuat katalog, dan memulihkan artefak dari penggalian di situs-situs bersejarah. Ruang laboratorium arkeologi biasanya memiliki ruas wastafel yang luas untuk mencuci artefak, rak-rak, dan ruang meja untuk sampel-sampel tata letak untuk analisis.

Ada beberapa jenis laboratorium arkeologi, diantaranya:

  1. Laboratorium arkeologi lingkungan. Laboratorium ini dikhususkan untuk mempelajari interaksi manusia dengan lingkungan masa lalu, dengan fokus analisis pada peninggalan tanaman arkeologis dari sebuah situs yang mencakup waktu dari masa paleolitik hingga periode historis. Pelaksanaan analisisnya menggunakan analisis mikroskopik spesimen tanaman (biji, arang kayu, phytoliths, pati biji-bijian, dan serbuk sari), dan tanah menggunakan beberapa transmisi leica, yakni penggunaan cahaya stereomicroscopes. Di dalam laboratorium ini yang dilakukan adalah menginventarisasi koleksi perbandingan botani dan memasukkan deskripsi ke dalam database.
  2. Laboratorium geospasial. Laboratorium ini digunakan ketika melakukan teknik analisis geospasial dan menggambar dalam penelitian arkeologi. Di dalam laboratorium, biasanya terdapat perangkat keras komputer dan perangkat lunak komputer untuk kepentingan penelitian GIS/RS, diantaranya: arcGIS, ENVI, Matlab, Google Sketch-Up, LiDar Global Mapping, Agisoft Photoscan, dan Sketch Fab.
  3. Laboratorium basah paleoethnobotany. Laboratorium ini merupakan lanjutan setelah penelitian di laboratorium lingkungan. Di ruang laboratorium basah, peralatan yang ada yaitu peralatan untuk melakukan ekstraksi strach, phytoliths, dan parasit dari tanaman dan sampel tanah pada penelitian arkeologi. Di dalam laboratorium basah juga terdapat mikroskop serta perlengkapan lainnya guna pelaksanaan penelitian laboratorium basah.
  4. Laboratorium zooarchaeology. Laboratorium ini digunakan untuk memproses, membuat katalog, dan menganalisis sisa-sisa fauna yang digali dari situs arkeologi. Tulang hewan dari masa paleolitik ke masa sejarah dipelajari dan dibandingkan dengan sampel dari kumpulan korelatif besar dan variasi dari kerangka hewan yang telah diteliti.
Jenis-jenis laboratorium arkeologi diatas merupakan beberapa contoh laboratorium arkeologi dengan fungsi laboratorium itu sendiri. Adapun pendirian laboratorium, tergantung pada kondisi dan kebutuhan, serta tenaga ahli.

Tidak ada komentar: