Sejarah kontemporer ditandai dengan semua karya sejarah muslim berakhir masa penulisannya, dan secara terbatas sejarah klasik dibatasi pada monograf peristiwa-peristiwa tahun-tahun permulaan Islam dan mengenai pemimpin-pemimpin Islam yang paling tua. Kecenderungan karya-karya tersebut lebih menunjukkan unsur keagamaan daripada sejarah. Di dalam semua karya sejarah, para penulisnya menggunakan sejarah masa lalu sebagai latar belakang dari masa sekarang. Dari segi lain, karya sejarah memuat mengenai informasi sejarah kontemporer, sedangkan semua historiografi kontemporer tidak berbeda bentuk dan isi dengan sejarah umum. Para penulis sejarah muslim tidak dapat menghindar dari refleksi terhadap keinginan intelektual pada masing-masing periode, namun mereka juga tidak memberikan sumbangan khusus pada perkembangan bentuk dan isi historiografi lain yang dapat dirasakan ekspresinya di dalam karya-karya sejarah umum. Oleh karena itu tidak banyak yang dapat diungkapkan penulisan sejarah kontemporer di dalam Islam.
Al-Hasanah Publishing
Selasa, 18 Juli 2023
Kelompok Sejarah Lokal Dalam Keragaman Penulisan Sejarah
Pada mulanya, penulisan sejarah lokal dalam Islam, menonjolkan pertimbangan-pertimbangan keagamaan. Contohnya seperti kritik yang dilakukan oleh Sallami di Khurasan dan Ibnu Hazm di Spanyol yang menimbulkan sebuah ketentuan bahwa seseorang yang menulis sejarah tidak boleh melalaikan sejarah negerinya sendiri. Sejarah lokal pertama kali ditulis oleh Almafarruhi pada abad ke-11 dengan judul "Mahasin Ishbahan". Setelah tulisan itu, mulai banyak penulis lainnya yang menulis sejarah lokal. Para penulis selanjutnya menulis dengan mengikuti karya sebelumnya, namun historiografi lokal tetap memiliki kebebasan bagi penulisnya sehingga dapat menyajikan bermacam-macam bentuk dan isi. Pada awalnya dapat dibedakan dua macam penulisan sejarah lokal dan regional, yaitu historiografi lokal sekuler dan historiografi lokal teologis.
Rabu, 28 Juni 2023
Kelompok Sejarah Umum Dalam Keragaman Penulisan Sejarah
Keragaman penulisan sejarah oleh masyarakat Arab/Islam pada masa silam, ditemukan terdapat tiga kelompok karya sejarah yaitu: Sejarah Umum, Sejarah Lokal atau Regional, dan Sejarah Kontemporer.
Adapun konsep sejarah umum dipopulerkan oleh Franz Rosenthal dalam bukunya A History of Muslim Historiography yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1952. Menurut Rosenthal, pada abad ke sepuluh Masehi terdapat tiga pola sejarah umum:
Selasa, 27 Juni 2023
Perpajakan Sesuai Peraturan Terbaru
ISBN:
Penulis: Prof. Dr. Andi Basru Wawo, Ak., CA.
Penerbit: Ud.Al-Hasanah
Tahun Terbit: Pengajuan
Kamis, 25 Mei 2023
Buku Praktik Terapi Latihan
ISBN: 978-623-96489-4-7
Penulis: Prof.Dr.H. Saiful, M.Kes dan Suhartiwi, S.Pd.,M.Pd
Penerbit: Ud.Al-Hasanah
Tahun Terbit: Mei 2023
Rabu, 30 November 2022
Bentuk-Bentuk Dasar Historiografi Arab/Islam
KHABAR
Khabar merupakan sebuah historiografi Islam yang paling tua. Khabar dikenal sebagai sebuah bahasa lisan yang berhubungan dengan cerita-cerita perang dengan uraian yang baik dan lengkap, biasanya membahas mengenai suatu kejadian yang kalau ditulis hanya terdiri dari beberapa halaman saja. Adapun dalam konteks karya sejarah yang lebih luas sering kali dipergunakan sebagai "laporan", "kejadian", atau "cerita". Khabar memiliki karakteristik yang ditekankan pada garis sanad yang mendahului tiap-tiap khabar. Bentuk khabar ini telah berjalan dan kuat pada masa pra-Islam, yang merupakan bentuk tradisi lisan dan tulisan yang masuk ke dalam masyarakat Islam tanpa adanya ruang waktu yang menyelinginya.
Kamis, 10 November 2022
Kedudukan Sejarah dalam Ilmu Pengetahuan Islam
Historiografi Arab/Islam, sangat erat hubunganya dengan perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Dimana kedudukan sejarah dalam pendidikan Islam telah memberikan pengaruh yang menentukan tingkat intelektual penulisan sejarah. Hal ini membuat historiografi Arab/Islam dengan mudah dipelajari dan dipahami dalam kerangka kebudayaan Arab/Islam.