Penerbitan Buku

Penerbitan Buku
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Bentuk-Bentuk Dasar Historiografi Arab/Islam

KHABAR

Khabar merupakan sebuah historiografi Islam yang paling tua. Khabar dikenal sebagai sebuah bahasa lisan yang berhubungan dengan cerita-cerita perang dengan uraian yang baik dan lengkap, biasanya membahas mengenai suatu kejadian yang kalau ditulis hanya terdiri dari beberapa halaman saja. Adapun dalam konteks karya sejarah yang lebih luas sering kali dipergunakan sebagai "laporan", "kejadian", atau "cerita". Khabar memiliki karakteristik yang ditekankan pada garis sanad yang mendahului tiap-tiap khabar. Bentuk khabar ini telah berjalan dan kuat pada masa pra-Islam, yang merupakan bentuk tradisi lisan dan tulisan yang masuk ke dalam masyarakat Islam tanpa adanya ruang waktu yang menyelinginya.

Kedudukan Sejarah dalam Ilmu Pengetahuan Islam

Historiografi Arab/Islam, sangat erat hubunganya dengan perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Dimana kedudukan sejarah dalam pendidikan Islam telah memberikan pengaruh yang menentukan tingkat intelektual penulisan sejarah. Hal ini membuat historiografi Arab/Islam dengan mudah dipelajari dan dipahami dalam kerangka kebudayaan Arab/Islam.

Kajian Awal Terhadap Naskah Nusantara

Tujuan awal kajian filologi terhadap naskah Nusantara adalah untuk penyuntingan, atau pembahasan dan analisis atau untuk tujuan kedua-duanya. Objek pengkajian naskah Nusantara oleh bangsa Belanda dan bangsa Eropa lainnya dimulai dengan naskah Jawa dan naskah Melayu.

Penelitian Terhadap Naskah Nusantara

Penelitian terhadap naskah Nusantara memiliki banyak tujuan. diantaranya untuk penyebaran agama dan untuk kepentingan pengajaran. Adapun penelitian naskah Nusantara yang dilakukan oleh para penginjil yang diutus NBG bertujuan untuk kepentingan penyebaran agama Kristen dengan penerjemahan Alkitab dan penyebaran Alkitab berbahasa Nusantara yang mudah dipahami oleh masyarakat Nusantara. 

Penyebaran Alkitab Oleh Nederlansche Bijbelgenootschap di Indonesia

Saat kedudukan VOC melemah di kawasan Indonesia, maka penyebaran Alkitab dilanjutkan oleh Zending dan lembaga yang disebut Bijbelgenootschap. Pada tahun 1814. lembaga ini mengirim seorang penginjil protestan yang bernama G. Bruchner ke Indonesia dan ditempatkan di Semarang untuk menyebarkan Alkitab di Pulau Jawa. Bruchner berusaha untuk memperlancar berbahasa dan kemampuan untuk menerjemahkan Alkitab dengan cara bergaul dengan masyarakat Jawa dan banyak mempelajari naskah-naskah Jawa.

Penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Nusantara

Penguasaan Eropa khususnya Belanda atas kepulauan Nusantara, tidak hanya terbatas pada usaha dalam penguasaan wilayah politik, ekonomi, dan kekayaan Nusantara. Penguasaan tersebut juga mencakup upaya penguasaan seluruh aspek kehidupan bangsa di kawasan ini. 

Perhatian Dunia Barat Terhadap Naskah Nusantara

Perhatian serta minat dalam mengkaji naskah Nusantara dimulai sejak bangsa barat tiba di kawasan Nusantara abad ke-16. Kedatangan bangsa Barat di kawasan Nusantara tidak hanya tertarik oleh kekayaan yang dimiliki bumi Nusantara yang subur dengan hasil bumi yang sangat dibutuhkan, tetapi juga terhadap keberadaan naskah Nusantara yang kemudian menjadi bagian perhatian sejumlah bangsa pendatang tersebut.

Artikel Popular Pekan Ini