Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Sabtu, 02 Maret 2019

Archaeology: Discovering Our Past (Bab XVI: Ideological and Symbol Systems)

Ideological and Symbol System

Di salah satu bab dalam buku yang berjudul Archaeology: Discovering Our Past menerangkan mengenai ideologi dan sistem simbol. Pembahasan tersebut dapat ditemukan pada bab XVI dengan judul "Ideological and Symbol Systems" menjelaskan mengenai pengenalan dan analisis simbol, ringkasan dan gambaran mengenai simbol material, menulis, sistem angka-angka, dan sistem ukuran, pandangan dunia, serta ideologi dan perubahan budaya.


 Di dalam bab tersebut membahas mengenai ideologi dan sistem simbol. Dimana simbol merupakan suatu elemen yang terbentuk melalui pola-pola pemikiran tertentu, yang didalamnya terdapat keterkaitan hubungan antara simbol yang dimaksud dengan sesuatu yang mendasari sehingga simbol tersebut dapat tercipta. Simbol juga dapat dikatakan sebagai wujud material atas apa yang ada pada akal pemikiran seseorang.

Selain itu, simbol juga merupakan cara yang sangat mudah dalam menyampaikan suatu pesan-pesan tertentu. Dengan adanya simbol, seseorang tidak perlu lagi menjelaskan secara panjang lebar mengenai pesan yang ingin disampaikannya. Pesan tersebut dapat diutarakan melalui sebuah simbol, sehingga sebuah simbol dapat digunakan sebagai cara tercepat dalam menyampaikan sebuah pesan kepada seseorang.

Di dalam bab ini menjelaskan mengenai sebuah sistem ideologi. Sistem ideologi yang dimaksud merupakan sarana dimana manusia, baik individu maupun kelompok, menyusun keyakinan mereka mengenai alam nyata dan dunia supranatural. Melalui sistem ideologi, manusia menstruktur ide-ide mereka mengenai tatanan alam semesta dan tempat mereka di alam semesta tersebut. Mereka juga menentukan struktur hubungan anatar satu sama lain dan dengan hal-hal beserta makhluk disekitar mereka. Ideologi sering disamakan dengan agama, akan tetapi ideologi merupakan keagamaan yang berhubungan dengan sistem kepercayaan yang mendasari agama-agama formal, yang merupakan bagian terkecil dari sebuah ideologi.

Didalam pembahasan ini juga menyebutkan bahwa sampai saat ini para arkeolog hanya memberikan sedikit perhatian terhadap ideologi. Hal tersebut disebabkan karena dua alasan. Alasan pertama yakni, sejak munculnya arkeologi tradisional yang tetap berasumsi bahwa alam ide itu terletak di luar jangkauan penyelidikan arkeologi. Alasan kedua yaitu karena ideologi, terutama ideologi agama biasanya telah dilihat sebagai sebuah kekuatan yang konservatif, menjelaskan dan membenarkan tentang status quo dan oleh karena itu tahan terhadap perubahan di dalam masyarakat.

Ideologi dipandang sebagai sesuatu yang pasif dan tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan budaya. Berdasarkan hal tersebut tentunya sangat berbeda dengan arkeologi. Ideologi tidak dianggap sebagai area produktif sebagai wilayah investigasi arkeologi, sebab arkeologi menekankan pada studi tentang perubahan budaya. Bahkan ada asumsi yang menyatakan bahwa ideologi bisa diabaikan karena sulit untuk dihadapi dan tidak penting dalam dunia arkeologi. Walaupun kesulitan dalam penyelidikan ideologi masa lalu, akan tetapi semakin jelas bahwa ideologi memainkan peranan penting di dalam proses budaya. Hal ini dapat dilihat dari pandangan arkeologi postprosesual yang menyatakan bahwa ideologi bukan merupakan sebuah teknologi, akan tetapi sebuah tenaga penggerak dalam sebuah sistem budaya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pertimbangan arkeologi mengenai sistem ideologi masa lalu sudah semakin berkembang. Saat ini, sebagian besar telah setuju jika ideologi kuno diabaikan, maka penafsiran mengenai masa lalu akan kosong dan tidak lengkap. Penelitian-penelitian terbaru yang telah dilakukan oleh para arkeolog dan sarjana-sarjana lain, telah mendokumentasikan bagaimana sistem ideologi dapat membantu dalam mengarahkan program masyarakat kuno dengan penataan kegiatan sehari-hari, dan dengan memberikan kontribusi yang aktif untuk stabilitas budaya dan perubahan budaya. Bukti tersebut berasal dari kasus-kasus yang didokumentasikan oleh data etnografi, etnohistori dan data sejarah, menangkal masalah rekonstruksi sistem ideologi dari sisa-sisa material itu sendiri. Salah satu jalan untuk merekonstruksi ideologi masa lalu dapat dilihat melalui interpretasi sistem simbol dan penguraian catatan dan tulisan kuno.

Mengenal dan Menganalisis Simbol. Ideologi umumnya disajikan melalu sebuah simbol. Simbol merupakan elemen yang berdiri untuk yang lainnya, dan yang lebih penting yaitu menghubungkan antara simbol dan bidang yang berubah-ubah. Simbol ada yang berbentuk material , adapula yang tidak. Simbol yang berbentuk material misalnya sebuah pita kuning yang menggambarkan tentang orang yang dicintai. Walaupun tidak ada hubungan yang jelas antara pita dengan orang yang dicintai. Namun dengan menggunakan pita kuning menunjukkan secara simbolis bahwa adanya rasa kepedulian dan keinginan kepada orang yang menggunakan pita untuk kembali. Simbol yang berbetuk bukan material, misalnya seseorang menyanyikan lagu kebangsaan dan menghormat bendera nasionalnya. Hal tersebut merupakan simbol patriotisme.

Kesulitan arkeolog dalam merekonstruksi ideologi masa lalu tidak terletak pada representasi simbolik, tetapi mengenai simbol tersebut dalam menentukan sebuah arti dari simboltersebut yang sesuai. Beberapa perspektif teoritis telah memengaruhi arkeolog untuk mencari simbol. Misalnya pendekatan postprosesual yang menyebabkan para arkeolog untuk mendefinisikan budaya kuno sebagai konstruksi yang bermakna dan pandangan dunia, dan oleh karena itu untuk melihat hampir semua bagian dari catatan arkeologi sebagai sebuah simbol. Postprosesual kemudian mengadopsi salah satu metode tertentu untuk mengidentifikasi dan menafsirkan makna dari sebuah rekaman.

Ada beberapa petunjuk yang menyarankan beberapa aspek dari rekaman arkeologi memiliki fungsi dan makna simbolik. Hal pertama yaitu penggambaran, misalnya sebuah objek dari tanah liat mengambil gambar bentuk hewan atau seorang yang di cat atau diukur pada sebuah permukaan. Kadang-kadang penggambaran cukup realistik terhadap pengamatan arkeologi, akan tetapi sejarah seni mengajarkan bahwa "realisme" adalah relatif terhadap konteks budaya emik. Gambaran yang lebih abstraknya dianggap hanya sebuah "dekorasi" tanpa sebuah kesimpulan makna yang simbolis.

Dalam pengenalan simbol tidak sederhana meskipun beberapa metode formal, seperti analisis struktur telah diadopsi dari antropologi budaya dan linguistik. Beberapa metode interpretasi simbolik menyerupai teknik yang digunakan dalam menguraikan bahasa kuno, seperti tulisan paku atau hieroglif maya. Ini merupakan bentuk analisis struktural berdasarkan identifikasi subtitusi berpola, dimana unsur-unsur alternatif muncul dalam konteks yang sama.

Ringkasan dan Gambaran Mengenai Simbol Material. Pendekatan seperti ini merupakan salah satu hal dalam menemukan representasi simbolik dan untuk menafsirkan sebuah makna. Makna yang dimaksudkan harus benar, terutama ketika usia dari objek merupakan penghambat dari jangkauan analogi yang masuk akal. Seorang arkeolog harus selalu waspada pada setiap bahaya penafsiran makna yang paling jelas. Hal tersebut diakibatkan karena hanya akan memaksakan budaya tersebut dengan tafsiran yang telah kuno.

Menulis, Sistem Angka-Angka, dan Sistem Ukuran. Penyusunan sebuah simbol yang paling teratur adalah menulis. Tulisan tersebut kemudian masuk ke dalam wilayah ilmu arkeologi sebagai dokumentasi sejarah sangat meningkatkan kekayaan penafsiran terhadap sebuah sistem ideologi. Menulis telah dikembangkan di seluruh dunia dan tidak semua dari tulisan tersebut telah diuraikan.

Adapun sistem perekaman berfungsi untuk menghitung atau mengukur. Sebuah sistem penulisan menyediakan sarana untuk merekam secara kompleks bahasa yang diucapkan. Simbol seperti itu berharga bagi arkeolog karena memiliki potensi untuk menjelaskan dan mencatat semua aspek keberadaan manusia. Beberapa dari itu menggunakan cerita khusus yang meliputi asal usul dunia dan masyarakat atau manusia, misalnya Alkitab dan Epos Gilgames yang merupakan catatan ideologi kuno dan bercerita tentang sifat penciptaan. Baik dari kalangan etnolog dan arkeolog telah memulai untuk menghargai kekayaan deskriptif data sosial yang terdapat dalam sebuah cerita, termasuk didalamnya detail kehidupan sehari-hari dan hubungan sosial serta sikap terhadap manusia, binatang dan dewa.

Pandangan Dunia. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang dapat diandalkan dalam menafsirkan simbol dengan menggunakan catatan etnografi untuk menggambarkan simbol dan makna bersangkutan. Simbol keyakinan ini disajikan secara konkret. Dimana orang-orang dari budaya yang lingkungan sosial dan alam yang berbeda dan sikap berbeda tentang membesarkan anak, menguburkan orang mati, menghormati orang tua, pencarian makanan dilingkungan tempat tinggal, dan sebagainya. Namun seperti yang diketahui bahwa arkeolog dalam menafsirkan simbol prasejarah harus memiliki beberapa model kerja ideologi kuno kemana simbol tersebut terkait.

Ideologi dan Perubahan Budaya. Sistem ini sangat penting dalam mengarahkan proses perubahan budaya. Hal ini dikarenakan sistem ini dapat membantu dalam mengatasi kesulitan merekonstruksi ideologi kuno dari sisa-sisa budaya. Akan tetapi asumsi ini telah berhasil menantang rangkaian studi yang menggabungkan data arkeologi dan sejarah bahwa dokumen memiliki peran aktif yang dimainkan oleh sistem ideologi dalam evolusi masyarakat masa lalu.





RESENSI BUKU:
Archaeology: Discovering Our Past (Bab XVI: Ideological and Symbol Systems).

Tidak ada komentar: