Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Selasa, 03 September 2019

Analisis Kimiawi dalam Arkeologi

Ilmu arkeologi merupakan ilmu yang multidisipliner, yang memerlukan ilmu lain dalam mengkaji manusia masa lampau dan sekitarnya. Ilmu-ilmu lain tersebut yang akan membantu arkeologi dalam menganalisis. Analisis yang digunakan, misalnya analisis kimiawi, analisis debuga, dan lain sebagainya. Analisis dalam arkeologi sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana hasil budaya manusia masa lalu. Salah satu contoh analisis dalam arkeologi yaitu analisis temuan gigi manusia masa lalu.


Pada sebuah penelitian, ditemukan dua buah gigi-geligi. Penemuan tersebut kemudian dianalisis bahwa merupakan gigi-geligi Australopithecus Africanus dan Australopithecus Robustus menggunakan analisis kimiawi yaitu C14 (Karbon 14). Setelah diketahui manusia apa yang memiliki gigi-geligi tersebut, selanjutnya dianalisis bentuknya. Analisis bentuk disini yaitu perbendaan bentuk gigi-geligi antara kedua manusia tersebut.

Temuan gigi-geligi Australopithecus africanus berbeda dengan gigi Australopithecus robustus. Temuan gigi-geligi tersebut memiliki keadaan gigi yang berbeda. Untuk mengetahui penyebab dari perbedaan gigi geligi pada manusia tersebut, tentunya diperlukan analisis untuk menjawab perbedaan tersebut. Analisis yang dilakukan dapat melihat dari bentuk gigi tersebut lalu menentukan penyebab dari perubahan tersebut.

Apabila melihat dari bentuk gigi -geligi tersebut diketahui bahwa Australopithecus africanus sebagian besar tergolong karnivor, sedangkan Australopithecus robustus lebih bersifat herbivor. Perubahan bentuk gigi tersebut mungkin disebabkan oleh perubahan lingkungannya, yaitu dengan melihat temuan lain yang berada disekitarnya, misalnya penemuan cara pembuatan api yang bukti pertamanya terdapat bersama Pithecantropus pekinensis, yaitu 350 tahun yang lalu. Penemuan tersebut didapatkan bersama dengan manusia yang berlaku sebagai karnivor. Penemuan tersebut membuktikan bahwa perubahan lingkungan memengaruhi perubahan bentuk gigi manusia masa lalu. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan dalam penyiapan makanan, yang berimplikasi pada perubahan gigi-geliginya.




Sumber Pustaka:

Suriyanto, Rusyad Adi. "Etnografi Untuk Arkeologi Suatu Upaya Membangun Model Penelitian Cara Pemenuhan Diet Prasejarah (Paleonutrisi)", Humaniora, Vol.16, N0.2, Juni 2004: 177-188. Yogyakarta: UGM.

Tidak ada komentar: