Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Rabu, 04 September 2019

Kompleks Makam Sultan Hasanuddin

A. Pengertian Makam

Secara tata bahasa, istilah "makam" berasal dari bahasa Arab, qama atau maqamun, yang berarti tempat atau posisi berdiri. Istilah makam dapat disamakan dengan kubur. Kubur dalam bahasa Arab berarti qabara atau qabarun yang diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kubur, yang berarti mengebumikan jenazah (Nur Hasanah, 2009: 15).



B. Latar Belakang Sejarah

Sultan Hasanuddin atau Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir merupakan raja Gowa yang ke-16. Beliau lahir pada tahun 1629, menjadi raja tahun 1652, meletakkan jabatan tahun 1668 dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

Raja Gowa ke-16 ini setelah masuk Islam memiliki gelar lengkap Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Sebagai seorang jagoan dari daerah timur, putra kedua dari Sultan Malikussaid, raja ke-15 kerajaan Gowa ini dijuluki Belanda sebagai Haantjes van Het Oosten atau Ayam Jago dari Benua Timur. Saat itu Belanda dibawah pimpinan Laks Cornelis Speelman berusaha menguasai perdagangan rempah dan menduduki kerajaan-kerajaan kecil di wilayah timur. Disaat yang bersamaan, Sultan Hasanuddin berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan tersebut untuk melawan Belanda. Sehingga pertempuran berlangsung antara kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dengan Belanda. Saat Gowa mulai terdesak, terjadilah perdamaian Bungaya tanggal 18 November 1667. Merasa dirugikan, Sultan Hasanuddin kembali mengadakan perlawanan. Kali ini Belanda meminta bantuan tentara Batavia serta berhasil menembus benteng Somba Opu tanggal 12 Juni 1669.



C. Keadaan Lingkungan Kompleks Makam Sultan Hasanuddin

Kompleks makam Sultan Hasanuddin terletak di desa Katangka, kecamatan Somba Opu, kabupaten Gowa, propinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Gowa terdiri dari 16 kecamatan, antara lain: kecamatan Bontonompo, Bontonompo Selatan, Bajeng, Palangga, Barombong, Somba Opu, Bontomarannu, Pattalasang, Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu, dan Biringbulu (Berdasarkan Data Statistik 2008).

Lingkungan Bukit Tamalatte


Kompleks makam Sultan Hasanuddin menghadap ke arah selatan dan berada di tengah-tengah daerah pemukiman penduduk, tepatnya di atas bukit Tamalatte. Sebelah utara kompleks makam tersebut terdapat kompleks makam Katangka dan masjid Katangka, sedangkan sebelah selatannya terdapat jalan pallantikang. Kompleks makam Sultan Hasanuddin memiliki dua pintu masuk yang berada disebelah selatan dan timur.



D. Deskripsi Kompleks Makam Sultan Hasanuddin

Kompleks makam Sultan Hasanuddin menghadap ke arah selatan dengan luas sekitar 60x50 m. Makam pada kompleks ini berjumlah 21 makam. Diantara makam-makam tersebut terdapat makam:
  1. Mappaossong Dg. Mangawasi, raja Gowa ke XVII
  2. Mallombasi Dg. Mattawang (Sultan Hasanuddin), raja Gowa ke XVI
  3. Manuntungi Dg. Mattola (Sultan Malikussaid), raja Gowa ke XIV
  4. Mangarungi Dg. Manrabi (Sultan Alauddin), raja Gowa ke XV
  5. Malingkang Dg. Manyonri (Sultan Awalul Islam), raja Tallo
  6. Mappadulung Dg. Matimung (Sultan Abdul Jalil), raja Gowa ke XIX
  7. Mappasomba Dg. Nguraga (Sultan Amir Hamsa), raja Gowa ke XVII
  8. Tajibarani Dg. Marompa Karaeng Data Tunibatta, raja Gowa ke XI
  9. Arung La Moncong dari Bone

 Denah Kompleks Makam Sultan Hasanuddin


Ditengah-tengah kompleks makam terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat istirahat atau ruangan informasi yang disebut barugayya. Di sebelah utara barugayya terdapat makam yang berjejer dari timur ke barat, dan makam-makam tersebut berorientasi utara-selatan.

Dari segi tata letaknya, kompleks makam Sultan Hasanuddin terdiri dari tiga bagian, yaitu bangunan utama yang berada dibagian belakang, bagian tengah merupakan tempat istirahat, dan bagian depan terdapat makam dan taman.

Kompleks Makam Sultan Hasanuddin


D.1. Bentuk Makam

Seluruh makam yang ada pada kompleks makam Sultan Hasanuddin dapat dikategorikan dalam empat bentuk makam, yaitu: bentuk makam punden berundak, bentuk papan batu, bentuk gunungan, dan bentuk kuncup kubah.

1. Bentuk Punden Berundak

Makam punden berundak dibuat dengan menyusun batu secara rapi sehingga membentuk balok persegi yang semakin ke atas semakin kecil. Bentuk makam yang seperti ini terdiri dari bagian dasar, badan, dan atap. Dibagian atap makam ditancapkan dua buah nisan tipe pipih. Tipe punden berundak memiliki rongga yang pintunya berada disebelah selatan, dan di dalam rongga tersebut terdapat nisan tipe gadah sebagai nisan yang sebenarnya.

Dalam kompleks makam Sultan Hasanuddin terdapat 10 buah makam tipe ini, termasuk makam Sultan Hasanuddin yang memiliki bentuk punden berundak-undak. Ukuran rata-rata tipe punden berundak sekitar:
Panjang bangunan makam : 4,65 meter
Lebar bangunan makam : 3,10 meter
Tinggi makam dari permukaan tanah : 3,30 meter
Tinggi pintu masuk : 80 cm
Lebar pintu masuk : 60 cm

Makam Sultan Hasanuddin


2. Bentuk Papan Batu

Bentuk makam seperti ini dibuat dengan memahat batu sehingga membentuk papan, kemudian papan-papan batu tersebut disatukan dan ditanam dalam tanah sehingga membentuk bangun ruang segi empat, dan diatasnya terdapat nisan.

Dari hasil pengamatan terdapat lima buah makam yang memiliki bentuk makam papan batu. Tipe makam seperti ini memiliki ukuran rata-rata sebagai berikut:
Panjang makam : 3 meter
Lebar makam : 1,20 meter
Tinggi makam : 90 cm

Makam Bentuk Papan Batu


3. Bentuk Gunungan

Tipe makam ini memiliki kijing dibagian utara dan selatan yang berbentuk gunungan atau punden berundak-undak. Sedangkan nisannya ditancapkan dibagian tengah. Terdapat lima buah makam yang memiliki bentuk seperti ini dengan ukuran rata-rata:
Panjang makam : 2,10 meter
Lebar makam : 70 cm
Tinggi makam : 65 cm

Makam Tipe Gunungan



4. Bentuk Cungkup Kubah

Makam ini memiliki atap yang berbentuk kubah dan dinding sekelilingnya terbuat dari tembok, serta memiliki satu pintu dibagian selatan. Dalam kompleks makam Sultan Hasanuddin hanya terdapat satu bangunan makam yang memiliki bentuk seperti ini dengan ukuran:
Panjang bangunan makam : 5,70 meter
Lebar bangunan makam : 5 meter
Tinggi bangunan makam : 4,50 meter
Lebar pintu : 70 cm
Tinggi pintu : 1,20 meter

Di dalam bangunan makam yang berbentuk kubah tersebut terdapat dua buah makam yang memiliki arah orientasi utara-selatan.

Bangunan Makam Berbentuk Cungkup Kubah


Dua Makam Yang Berada di Dalam 
Bangunan Makam Cungkup Kubah


Tidak ada komentar: