Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Jumat, 27 September 2019

Deskripsi Objek Arkeologi

Terompet dari Tulang Burung
Terompet dari tulang burung ini ditemukan di gua di Jerman. Diperkirakan terompet tulang burung tersebut berusia 35.000 tahun. Terompet ini memiliki panjang 22 centimeter, berwarna coklat muda, dan memiliki lima lubang. Menurut Jurnal Nature, instrumen musik ini adalah alat musik yang paling tua di dunia. Terompet lain ditemukan antara lain di Austria (berumur 19.000 tahun) dan sebanyak 22 terompet juga ditemukan di Prancis (berumur 30.000 tahun).






Gong Nekara
Gambar yang ada di dalam foto ini disebut Nekara. Benda ini merupakan benda perunggu yang mirip dengan gendering, tersusun dalam tiga bagian yaitu bagian atas yang terdiri dari bidang pukul yang datar, dan bagian cembung (bahu) dengan dua pasang pegangan. Bagian tengahnya berbentuk silindrik, dan bagian bawah atau kaki yang melebar, dihiasi dengan pola geometrik. Menurut ahli sejarah, Nekara ini mempunyai 3 fungsi pada masanya yakni fungsi keagamaan, sosial-budaya, dan politik. Fungsi keagamaan yaitu sebagai alat komunikasi, upacara, dan simbol. Sementara fungsi sosial buadaya yaitu sebagai simbol status sosial, perangkat upacara dan karya seni yang mempunyai daya magis religius. Sedangkan fungsi politik yaitu sebagai tanda bahaya atau isyarat perang. 
Garis tengah: 126 cm
Luas lingkaran permukaan: 396 cm persegi
Luas lingkaran pinggang: 340 cm persegi
Tinggi badan: 95 cm
Bintang: 16 jari
Jari-jari permukaan: 63 cm
Gambar motif: gajah 16 ekor, burung 54 ekor, pohon siri 11 batang, dan ikan 18 ekor
Permukaan Gong: bagian atas terdapat 4 ekor kodok dan bagian samping terdapat 4 daun telinga.



Dolmen
Gambar ini dinamakan dolmen atau meja batu. Dolmen merupakan susunan batu yang terdiri dari sebuah batu lebar yang ditopang oleh beberapa buah batu lainnya sehingga menyerupai atau berbentuk meja. Dolmen berfungsi sebagai tempat pemujaan arwah leluhur. Kata ini berasal dari bahasa Breton (Perancis Utara), 'dol' yang berarti meja dan 'men' yang berarti batu.
Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu. Dolmen yang merupakan tempat pemujaan misalnya ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat. Dolmen tersebut memiliki panjang 325cm, lebar 145 cm, tinggi 115 cm dan disangga oleh beberapa batu besar dan kecil. Hasil penggalian tidak menunjukkan adanya sisa-sisa penguburan. Benda-benda yang ditemukan diantaranya adalah manik-manik dan gerabah.



Kapak Genggam
Gambar pada foto menggambarkan dua buah kapak genggam yang berwarna hitam. Dikatakan kapak genggam karena merupakan alat batu yang dipangkas pada kedua permukaan (bifasial). Pemangkasan dilakukan dengan atau tanpa meninggalkan kerak pada permukaan.



Peti Kubur Batu
Gambar ini menunjukkan sebuah peti kubur batu. Peti kubur batu merupakan sebuah tempat penguburan. Peti batu ini memiliki dinding, alas dan tutupnya dibuat dari kepingan batu lebar (papan batu). Berbentuk persegi empat panjang dengan susunan batu-batu pada bagian bawah peti kubur batu.




Menhir
Gambar ini merupakan sebuah menhir atau batu tegak. Dikatakan menhir karena sebuah batu panjang yang didirikan tegak yang berfungsi sebagai batu peringatan dalam hubungan dengan pemujaan arwah leluhur. Kata ini berasal dari kata Breton, 'men' berarti batu dan 'hir' berarti tegak (berdiri).




SUMBER PUSTAKA

http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Tanya-Nesi/Musik/Asal-Usul-Alat-Musik. Di download, 10 Maret 2010.
http://selayar.org/history/124-gong-nekara-peninggalan-zaman-peruggu. Di download, 10 Maret 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dolmen. Di download, 10 Maret 2010.
http://blog.baliwww.com/guides/349. Di download, 10 Maret 2010.
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1993. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
#arkeologi #arkeologiindonesia #tinggalanarkeologi #arkeologiprasejarah #arkeologisejarah #arkeologiklasik #arkeologiislam #arkeologikolonial #heritage #arkeologimaritim #tinggalanmasalalun #tinggalanbudaya #budayamasalalu #sejarahbudaya #indonesia #wonderfulindonesia #heritageindonesia



Tidak ada komentar: