Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Jumat, 25 Juni 2021

Tahapan Perkembangan Kota di Indonesia

Beberapa kalangan akademis di Indonesia membagi bentuk kota di Indonesia menjadi empat tahap evolusi, dengan dasar praktek arsitektur dan perancangan kota yang mendasari kegiatan preservasi bentuk lingkungan buatan Surakarta. Sidharta dan Budiharjo (1989) menentukan empat periodisasi transformasi yaitu: Masa Prakolonial, Masa Kolonial, Masa Kemerdekaan dan Masa Pembangunan. Pada masa prakolonial, Sidharta dan Budiharjo menemukan bahwa selama masa kolonial, kota dimanifestasikan oleh bangunan-bangunan dan langgam arsitekturnya. Mereka menyatakan bahwa karakteristik pengerjaan rancangan penduduk pribumi bersifat padat dan kokoh, serasi dengan lingkungan disekitarnya.

Pada masa kolonial adalah waktu ketika pengaruh asing menguasai, khusunya pengaruh Belanda. Konsep perancangan seperti tata letak, sistem konstruksi, dan bahan konstruksi. Pada masa kemerdekaan dan pembangunan atau masa postmodern, komunikasi dengan negara lain ditetapkan. Pada masa-masa ini pengaruh konsep asing pada arsitektur dan perancangan kota tidak dapat dihindari oleh para perencana, arsitek, dan perancang kota bahkan ketika kota tumbuh dan berkembang.

Sumalyo (1991), berdasarkan penemuan Denis Lombard, menyusun kategori kota di Indonesia sebelum kemerdekaan. Berdasarkan perkembangan politik, budaya, sejarah Indonesia, Sumalyo membagi perkembangan kota ke dalam empat bagian. Masa pertama dimulai abad ke-5 sampai abad ke-9, masa kedua dari abad ke-9 hingga abad ke-15, masa ketiga berlanjut dari abad ke-15 hingga abad ke-17, dan masa keempat mulai pada abad ke-19 atau fase baru dari pembangunan.

Pernyataan kajian Sejarah Nas (1986), kajian pelestarian bangunan Sidharta dan Budiharjo (1990), maupun kajian sejarah Sumalyo (1991), membagi kota Indonesia kedalam beberapa  masa perkembangan. Meskipun demikian, pembagian tersebut masih meninggalkan satu masa lagi dalam membagi perkembangan bentuk kota Indonesia, yaitu masa "demokrasi terpimpin". Masa ini memberikan pula modal yang penting bagi perkembangan arsitektur dan perancangan kota dalam perkembangan bentuk kota di Indonesia.

Pada masa-masa tersebut setiap kekuatan yang berkuasa, melalui perancangan kota sebagai alat kebijakan publik, memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bentuk kota. Setiap masa merajut bentuk bangunan, menentukan tata letak pola jalan, membentuk ruang-ruang terbuka, membagi tanah dalam bentuk tata ruang, serta mendeliniasi garis langit kota-kota Indonesia pada masa prakemerdekaan dan setelah pasca kemerdekaan.





Referensi:

Budiharjo, Eko. 1983. Arsitektur dan Kota di Indonesia. Bandung:

Sumalyo, Yulianto. 1991. Pola Perkembangan Kota dan Arsitektur Ujung Pandang. Ujung Pandang: Bappeda Kotamadya Ujung Pandang.

Tidak ada komentar: