Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Senin, 24 Oktober 2022

Kajian Filologi di Kawasan India


Melalui kajian filologi, khazanah budaya di kawasan Asia menjadi terungkap luas. Sebelum tarikh masehi, Asia merupakan kawasan yang dihuni oleh bangsa-bangsa yang telah memiliki peradaban tinggi seperti kawasan China dan India.

Bangsa yang memiliki banyak dokumen budaya adalah India, yang telah dibuktikan oleh banyak penelitian peninggalan antara lain naskah dan prasasti. Sejak abad ke-3 SM, India telah memiliki hubungan dengan Yunani yang sama-sama telah memiliki peradaban tinggi, dalam perjalanan dan kunjungan Raja Iskandar Zulkarnain. Sebuah bukti dari terjadinya akulturasi antara India dan Yunani adalah ditemukannya patung Budha di Gandhara. Berbeda dari patung Budha lainnya, patung ini dipahat dengan mengenakan jubah tebal menyerupai patung Apollo.

Perpaduan antara kebudayaan Yunani, Hindu, Budha, dan Jaina selanjutnya dikenal dengan sebutan kebudayaan Gandhara yang mencapai puncaknya pada zaman kekuasaan Kasiska Kusana (78-100 M). Filsafat Yunani telah memengaruhi sistem filsafat India Nyana dan Waisesika, dan doktrin Aristoteles juga memengaruhi sylogisme India teori Empedocles yang berpengaruh pada atom India.

Adapun hubungan antara India dan China sudah melakukan kontak langsung pada abad ke-1 M. Perjalanan dakwah agama Budha dilakukan oleh para pendeta India kekawasan China, dan beberapa penganut Budha mengadakan perjalanan suci yaitu berziarah ke tempat-tempat suciagama Budha di India. Sejarah India mencatat, ada tiga orang China yang berkunjung ke India, yaitu Fa-Hian tahun 399, Hiuen-Tsing tahun 630-644,dan I-Tsing tahun 671-695. Mereka telah menerjemahkan naskah-naskah India ke dalam bahasa China. I-Tsing pernah menulis ringkasan delapan bab ilmu kedokteran India dalam bahasa China.

Selain itu, karena letak geografis yang berdekatan antara India-Persia, membuat hubungan antara keduanya lebih awal terjalin dari hubungan India dengan  negeri lainnya. Sejak zaman kuna, keduanya juga telah memiliki peradaban tinggi. Namun, dataotentik yang menunjukkan hubungan kedua negeri di masa kuna sampai saat ini tidak ditemukan, sehingga tidak diketahui secara pasti kapanawal hubungan mereka terjadi.

Hubungan anatar India-Persia diketahui denganadanya dokumen sastra, antara lain masuknya sastra India Pancatantra dalam kesustraan Persi, Pancatantra digubah oleh seorang Waisynawa di India pada abad ke-3. Atas perintah kaisar Persia, Anusyirwan dari Dinasti Sasaniah (531-579) diterjemahkan ke dalam bahasa Persi. Saat itu, Kaisar mengirimkan dokter pribadinya ke India untuk kepentingan penerjemahan.

Berdasarkan telaah filologis, yaitu penyalinan dan penerjemahan Pancatantra ke dalam bahasa Persi menunjukkan bahwa hubungan antara kedua negeri paling awal abad ke-6. Pancatantra versi Persi ini berulang-ulang disalin ke dalam bahasa Persi tengahan dan Persi baru, dan oleh Abdullah Ibnu Al-Muqaffa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan selanjutnya dikenal dengan buku cerita Kalilah wa Dimnah. Karya sastra India lainnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persi adalah Sukasaptati yang selanjutnya dikenal di Persi dengan sebutan Tutinameh.     

Seorang ilmuwan Arab-Persi yaitu Albeiruni berkunjung ke India tahun 1030. Ia mempelajari naskah-naskah India dan mencatat beberapa aspek kebudayaan Indiaseperti filsafat kesustraan, tata bahasa, dan ilmu kedokteran.







sumber:

catatan kuliah Agus Supriatna ketika menempuh pendidikan


Tidak ada komentar: