Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Rabu, 26 Oktober 2022

Telaah Filologi Terhadap Naskah-Naskah India

 Naskah India yang paling tua adalah naskah keagamaan yang ditulis sekitar abad ke-6 SM, yaitu naskah Weda yang merupakan kitab suci agama Hindu yang terdiri atas 4 bagian: Regweda, Samaweda, Yajurweda, dan Atarwaweda. Kitab Weda berisi kepercayaan terhadap Dewa, penyembahan dalam upacara ritual, mantra-mantra upacara keagamaan, dan ilmu sihir.

Naskah lainnya adalah kitab suci Brahmana, kitab Aranyaka, dan kitab Upanisad. Kitab Brahmana berisi penciptaan dunia dan isinya, cerita para Dewa, dan cerita mengenai persajian. Sedangkan kitab Aranyaka berisi petunjuk bagi petapa yang menjalani kehidupan dalam hutan. Adapun kitab Upanisad berisi masalah filsafat renungan tentang rahasia dunia.

Kegiatan telaah filologi terhadap naskah India, baru dimulai sejak kedatangan bangsa barat ke kawasan India, yaitu tahun 1498 setelah ditemukannya jalan menuju India oleh Vasco da Gama. Mereka mengkaji kebudayaan India, antara lain suku-suku India dan bahasa daerahnya, selain itu menyebarkan agama Nasrani dalam bahasa Gujarat dan Benggalj abad ke-18, dan Sansekerta awal abad ke-19. Kemudian pada akhir abad ke-19, mereka baru menemukan kitab Weda.

Adapun kajian filologis mulai dipublikasikan oleh:

  1. Seorang Belanda Abraham Roger berjudul Open Door To Hidden Heatthendom tahun 1651. Beliau pernah tinggal di Madras sebagai penyebar agama Nasrani. Karangan beliau tentang ajaran kitab suci Brahmana dan sebuah ikhtisar mengenai puisi penyair Bhratihari.
  2. Dua orang Perancis, yaitu Bernier (1671) dan Tevernier (1677) tentang geografi, politik, kepercayaan, dan adat istiadat bangsa India.
  3. Seorang pendeta Jerman, Hanxleden menulis tata bahasa Sansekerta dalam bahasa latin yang diterbitkan di Roma oleh seorang penginjil Austria (1790), Fra Paolo Bartolomeo yang pernah di Malabar tahun 1776-1789.

Abad ke-18, bangsa Inggris memulai telaah filologi di India. Gubernur Jenderal Warren Hastings menyusun kitab hukum dengan berdasar pada hukum yang ditemukannya da.am naskah-naskah lama India dan diterbitkan di London tahun 1776.

Pada tahun 1784, Paqra, seorang orientalis Inggris yang bekerja di India mendirikan suatu lembaga kegiatan Filologi di Benggala dengan diberi nama The Jones, dan Henry Thomas Colebrooke.

Wikins tahun 1783 dengan penguasaan bahasa Sansekertanya telah menerjemahkan Bhagawatgita menjadi Song of The Adorable One. Kemudian pada tahun 1787, Wikins menerjemahkan Hitopadesa ke dalam bahasa Inggris, dan tahun 1808 menyusun tata bahasa Sansekerta.

William Jones tahun 1783 mendirikan The Asiatic Society di Calcuta. Kemudian tahun 1794, beliau menerjemahkan Sakuntala, Gitagowinda, dan kitab hukum Manu. Pendapatnya yang dianggap sebagai penemu baru adalah bahwa bahasa Sansekerta serumpun dengan bahasa Persi, bahasa Germania, dan bahasa Kelt.

Colebrooke merupakan orang yang meletakkan dasar-dasar filologi di India. Beliau ,enyeleksi naskah-naskah India, menulis dalam bidang Hukum, Filsafat, Agama, Tatabahasa, Astronomi, dan Ilmu Hitung. Colebrooke juga menerbitkan kamus bahasa Sansekerta, buku tatabahasa Sansekerta karangan Panini, dan kitab Hitopadesa.









Sumber:

Catatan kuliah Agus Supriatna ketika menempuh pendidikan

Tidak ada komentar: