Foto by: https://www.facebook.com/901831573194371/photos/a.901852439858951/903410733036455/?type=3&theater
Naskah Lontarak Bilang Raja Gowa dan Tallo merupakan naskah Makassar yang mencatat peristiwa dari tahun 1545-1751 M. Nama-nama daerah yang disebutkan dalam naskah ditandai dalam tulisan ini dengan "garis bawah". Nama-nama tempat tersebut masih dipergunakan hingga saat ini dan pada umumnya tidak mengalami perubahan nama. Di dalam naskah ini disebutkan beberapa daerah yang pernah berhubungan dengan Raja Gowa dan Tallo pada masa itu. Nama-nama tempat yang disebutkan di dalam naskah Lontarak Bilang Raja Gowa dan Tallo, antara lain:
- 9 November 1607/Jumat, 18 Rajab 1017. Mula diadakan shalat di Tallo, ketika mula masuk Islam. Dalam tahun ini konon terjadinya perang Tamangallo (Tamapalo).
- Hijrah. Orang-orang Soppeng memeluk agama Islam; di Pakenya.
- 10 Mei 1610/10 Syafar 1019. Orang-orang Wajo memeluk agama Islam.
- 23 November 1611/Selasa, 23 Ramadhan 1020. Bone dikalahkan dalam perang pengislaman. Pada waktu ini I Ambok lahir.
- April. I Lukmuk ri Mandallek dengan sembilan kapal mengalahkan Bima. Dalam tahun ini agaknya Karaenta Matea ri Bima lahir.
- Juni/Jumat, Zulkaidah. Tuammenang ri Papang Batuna disunat. Karaeng Maroanging pergi ke Bima, dan menaklukkan Bima Sumbawa.
- 23 Maret/Selasa, 1 Jumadil awal. Galle, sebutan perahu (kapal) Portugis di Lumba.
- 18 Agustus. Mula dipergunakan air irigasi di Parek.
- 12 April 1624/Jumat, 22 Jumadil awal 1034. Pertemuan di Malang (agaknya sebuah tempat di Kerajaan Tanete/Angangnionjok).
- 1626/Senin, 2 Jumadil akhir 1336. Karaenga Matoaya bersama dengan raja berlayar ke Buton dan menaklukkan Buton untuk pertama kalinya.
- 3 juli/8 Syawal. Raja (Alauddin) tiba di Buton, lalu mendarat di Bima, kemudian menaklukkan Bima, Dompu, Sumbawa, Kingkelu (Tambora). Orang nikah secara muslim. Dalam tahun ini konon Syekh Yusuf lahir.
- 30 Maret/Malam Ahad, 26 Sya'ban. I Daeng Kalling, yang orang sebut ibunda Karaeng Tangallak (salah seorang istri Tumammaliang ri Timolok) meninggal di Segeri. (Dia adalah anak perempuan Karaeng Barombong).
- 28 September/Jumat, 2 Rabiul awal. Orang-orang Ujung Tana diserahkan kepada Tuammenanga ri Bontobiraeng (Karaeng Pattingalloang).
- 22 Oktober/Jumat, 20 Rabiul akhir. Raja berlayar ke Toraja.
- 13 November/Senin, 11 Jumadil awal. Raja kembali dari Toraja setelah menaklukkan Bolong. Dinyatakan bahwa orang Bima memberontak.
- 9 Desember/Kamis, 11 Jumadil awal. Suruhan orang-orang Banten yang membawa mayat Tumatea ri Bantang tiba. Empat puluh lima hari setelah meninggalnya baru tiba.
- 24 Desember/Sabtu, 10 Jumadil akhir. Rakyat dikerahkan bertanam padi di Karebosi.
- 17 Oktober/Senin, 14 Rabiul akhir. I Daeng Mangamarak beserta I Daeng Mangalle berangkat ke Kabaena untuk berperang.
- 19 Februari/Minggu, 19 Sya'ban. Kapal-kapal yang mendekat Panakkukakng (benteng Makassar disebelah selatan Sombaopu) ditembaki.
- 9 Maret/Kamis, 9 Ramadhan. Telah tiba surat orang Buton yang mengingatkan sumpahnya di Bau-Bau.
- 23 Maret/Selasa, 24 Ramadhan. Karaenga Matoaya dipayungi kembali. Rakyat membuat tembok sepanjang Ujung Tana hingga Sombaopu.
- 23 Maret/Minggu, 26 Ramadhan. Lae-lae dimusnahkan.
SUMBER PUSTAKA
Basang, Drs. Djirong dan Dra.Ny.Suga wahid (ed). 1985/1986. Pengkajian (Transliterasi dan Terjemahan): Lontarak Bilang Raja Gowa dan Tallo (Naskah Makassar). Ujung Pandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sulawesi Selatan La Galigo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar