Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Rabu, 20 November 2019

Analisis Bangunan Masa Islam

Ada beberapa jenis tinggalan bangunan masa Islam, diantaranya: Masjid, Keraton, Rumah Tinggal, Makam, dan Benteng. Dalam upaya mengungkapan masa lalu melalui tinggalannya, terutama masa Islam, diperlukan teknik analisis. Teknik analisis yang digunakan dalam membantu menganalisis setiap tinggalan bangunan masa Islam memiliki variabel dan cara pandang yang berbeda pada setiap tinggalan.

Teknik analisis bangunan masa Islam pada tulisan ini dibagi menjadi:
  1. Teknik Analisis Masjid, Keraton, dan Rumah Tinggal
  2. Teknik Analisis Makam
  3. Teknik Analisis Benteng



A. Teknik Analisis Masjid, Keraton, dan Rumah Tinggal
Teknik analisis yang digunakan untuk mengkaji bangunan ini adalah analisis morfologi, analisis teknologi, analisis stilistik dan analisis kontekstual.

Analisis Morfologi
Variabel pengamatan pada analisis morfologi pada bangunan Masjid, Keraton dan Rumah Tinggal yaitu bagian kaki, tubuh dan atap yang mencakup ukuran, denah arah hadap dan ragam hias. Pada umumnya, denah bangunan Masjid, Keraton dan Rumah tinggal berbentuk bujursangkar atau persegi panjang, sedangkan arah hadap bangunannya ke salah satu arah mata angin.
Variabel pengamatan pada bangunan Masjid, Keraton dan Rumah tinggal dengan menggunakan teknik analisis morfologi dapat dilihat dengan uraian sebagai berikut: 
  1. Kaki bangunan Masjid, Keraton dan Rumah tinggal memiliki ciri-ciri yaitu ada yang ditinggikan dan ada juga yang tidak, dan ada kalanya bagian kaki dilengkapi dengan tegel dan tangga.
  2. Tubuh bangunan Masjid, Keraton dan Rumah tinggal terdiri atas dinding, pintu, jendela, ventilasi, tiang, dan tangga. Di dalam tubuh bangunan terdiri atas satu atau beberapa bangunan. Adapun pintu atau jendela ada yang berbentuk empat persegi panjang, atau empat persegi panjang yang bagian atasnya berbentuk lengkung setengah lingkaran atau lengkung kurawal.
  3. Atap bangunan Masjid, Keraton dan Rumah tinggal memiliki ciri berbentuk atap limas atau tumpang, dan sebagian masjid beratap kubah. DIbagian atap bagunan dihias kemuncak berbentuk bulan bintang, bentuk daun, keluwih, bentuk bunga cempaka, dan lain-lain.

Analisis Teknologi
Variabel pengamatan dengan menggunakan analisis teknologi pada bangunan Masjid, Keraton dan Rumah Tinggal yaitu bahan bangunan dan konstruksinya. Pada bahan bangunan, biasanya berbahan bata, batu, kayu atau bambu, sedangkan bahan atap bangunan terdiri atas sirap, genteng, atau bambu. Pada variabel konstruksi bangunan dan atap, konstruksi bangunan terdiri atas kayu dengan pasak dan tanpa pasak, bata/batu dengan spesi, bata/batu dengan pengait dan tanpa pengait. Sedangkan konstruksi atap terdiri atas kayu dengan pasak atau kayu tanpa pasak.


Analisis Stilistik
Variabel pengamatan pada analisis ini berupa ragam hias arsitektural dan dekoratif bangunan. Bangunan yang mendapat pengaruh arsitektur Eropa memiliki ciri pada tiang-tiang bangunan, sedangkan bangunan yang mendapat pengaruh arsitektur Cina memiliki bentuk atap yang berupa atap pelana yang pada bagian korpusnya melengkung ke atas.


Analisis Konstekstual
Variabel pengamatan pada analisis ini yaitu halaman bangunan, pagar keliling, parit keliling, bangunan-bangunan disekitarnya, dan lingkungan fisik disekitar bangunan yang berfungsi untuk mengetahui perolehan bahan baku. Hal-hal yang dilakukan ketika menggunakan analisis konstekstual ini yaitu pengukuran jarak antar temuan dan jarak temuan dengan sumberdaya alam yang ada disekitarnya. Pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pola persebaran temuan.
Pada umumnya, Masjid, Keraton, dan Rumah Tinggal memiliki denah halaman berbentuk bujursangkar, persegi panjang, atau tidak beraturan. Halamannya berupa halaman tunggal atau berteras yang terdiri dari dua hingga tiga lapis. Beberapa bangunan yang ditemukan memiliki pagar keliling yang dilengkapi oleh parit yang dibentuk oleh alam atau parit buatan yang diperkeras dengan batu atau bata.



B. Teknik Analisis Makam
Teknik analisis yang digunakan dalam mengkaji Makam yaitu analisis morfologi, analisis teknologi, analisis stilistik dan analisis kontekstual.

Analisis Morfologi
Variabel pengamatan dalam menggunakan analisis morfologi yaitu bentuk umum makam dan ragam hiasnya. Bentuk makam yang dianalisis diantaranya jirat/kijing, nisan dan cungkup.
  1. Nisan. Bagian nisan yang dianalisis yaitu kaki, tubuh, bahu, dan puncak. Pada bagian kaki dan tubuhnya berbentuk persegi panjang, segi delapan, atau bulat. Adapun pada bagian bahu berbentuk datar atau runcing, dan pada bagian puncaknya berbentuk segitiga, segiempat, atau bulat. Pengukuran yang dilakukan pada nisan mencakup panjang dan lebar, atau diameter dari bagian nisan.
  2. Jirat/kijing. Pada umumnya bentuk dari jirat/kijing yaitu persegi panjangpanjang, trapesium atau bersusun dengan orientasi arah hadap utara-selatan.
  3. Cungkup. Bentuk cungkup yang dianalisis terdiri dari kaki, tubuh dan atap. Bagian kaki cungkup ada yang ditinggikan dan ada yang tidak, sedangkan bagian tubuhnya ada yang lengkap yang terdiri atas pintu, jendela atau ventilasi; ada yang hanya diberi sebuah pintu; terkadang tidak diberi dinding dan hanya berupa tiang-tiang penyangga atap. Bentuk atap cungkup berbentuk tumpang, kubah atau pelana. Pengukuran yang dilakukan terhadap cungkup mencakup keseluruhan serta unsur-unsur bangunannya.

Analisis Teknologi
Variabel pengamatan terhadap Makam dengan menggunakan analisis teknologi adalah bahan dan teknik pembuatan/konstruksinya. Bahan yang dimaksud yakni bahan baku makam yang terdiri atas: jirat/kijing yang terbuat dari bahan bata atau batu; nisan yang terbuat dari batu, terakota atau kayu; cungkup yang berbahan bata, batu atau kayu; dan atap yang terdiri atas genteng atau sirap.
Selain itu, teknik pembuatan juga merupakan salah satu variabel pengamatan pada analisis ini. Pada bagian jirat dan cungkup, teknik pembuatan yang biasa ditemukan pada makam yaitu teknik tumpuk dengan spesi, teknik tumpuk tanpa spesi, teknik sambung dengan pengait, dan teknik sambung tanpa pengait. Pada bagian nisan terdiri atas teknik pangkas, dan pada ragam hias makam memiliki teknik gores atau teknik pahat.

Analisis Stilistik
Variabel pengamatan analisis stilistik pada makam terdiri atas ragam hias asitektural maupun dekoratif yang terdapat pada makam. Motif yang biasa ditemukan pada makam yaitu motif flora, fauna, geometris atau kaligrafi. Motif yang ditemukan tersebut terkadang berupa ragam hias dekoratif dan ada pula yang menunjukkan angka tahun.

Analisis Kontekstual
Variabel pengamatan pada analisis ini yaitu keadaan lingkungan tempat makam didirikan, baik berupa lingkungan fisik maupun bangunan lain yang didirikan disekitarnya. Penggunaan analisis kontektual pada makam bertujuan untuk mengetahui adanya hirarki kerabat atau hirarki sosial pada sebuah kompleks makam. Bentuk pengukuran yang dilakukan yakni pada jarak antar temuan dan jarak temuan dengan sumberdaya alam yang ada disekitarnya. Adapun tujuan pengukuran dilakukan untuk mengetahui pola persebaran temuan.



C. Teknik Analisis Benteng
Bangunan benteng pada masa Islam dapat dikaji menggunakan analisis morfologi, analisis teknologi dan analisis kontekstual.

Analisis Morfologi
Satuan pengamatan yang dikaji dengan menggunakan analisis morfologi pada benteng terdiri atas ukuran, denah, arah hadap, dan bagian-bagian benteng. Pengukuran dilakukan dengan mengukur keseluruhan benteng serta unsur-unsur bangunannya. Bagian-bagian benteng terdiri atas fort dan outwork. Bagian fort benteng yang dikaji terdiri atas pondasi, dan dinding bastion. Dinding benteng tersebut terdiri atas pintu, rampart, glacis, curtine, parapet, flank, dan celah intai/tembok; sedangkan bagian outwork terdiri atas raveline, parit keliling, dan turret.


Analisis Teknologi
Variabel pengamatan pada analisis ini berupa bahan dasar dan teknik konstruksinya. Bahan yang digunakan dalam pendirian benteng, yakni bata, batu, beton, kayu, karang, atau tanah. Konstruksi benteng yang berbahan bata, batu dan karang yaitu massa dengan spesi, massa tanpa spesi, massa dengan pengait, dan massa tanpa pengait; sedangkan konstruksi benteng berbahan kayu yaitu teknik ikat dan teknik kait.

Analisis Kontekstual
Variabel pengamatan pada analisis ini terdiri dari parit keliling, bangunan-bangunan yang terdapat di dalam benteng dan lingkungan fisik. Pengukuran dilakukan terhadap jarak antar temuan dan jarak temuan dengan sumber daya alam yang ada disekitarnya. Tujuan pengukuran dilakukan untuk mengetahui pola persebaran temuan.











#arkeologi #arkeologiindonesia #tinggalanarkeologi #arkeologiprasejarah #arkeologisejarah #arkeologiklasik #arkeologiislam #arkeologikolonial #heritage #arkeologimaritim #tinggalanmasalalun #tinggalanbudaya #budayamasalalu #sejarahbudaya #indonesia #wonderfulindonesia #heritageindonesia

Tidak ada komentar: