Al-Hasanah Publishing

Al-Hasanah Publishing
Punya naskah? Ingin diterbitkan jadi sebuah buku? Percayakan naskah Anda bersama penerbitan kami

Selasa, 22 Juni 2021

Perbedaan Antara Analisis Kerusakan dan Pelapukan Benda Cagar Budaya

Proses kerusakan dan pelapukan yang terjadi pada benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala membuat sifat keterbatasan yang dimiliki data arkeologi menjadi bertambah besar, baik secara kualitas maupun kuantitas. Keterbatasan ini tentu berakibat pada usaha arkeologi untuk memahami kebudayaan dan masyarakat masa lalu menjadi semakin terbatas pula, sehingga menyebabkan para peneliti harus sekaligus mengupayakan pelestarian terhadap data yang ditelitinya. Oleh sebab itu, perlu diupayakan untuk mengurangi ancaman terhadap data arkeologi agar keterbatasan tersebut tidak semakin besar. Hal ini juga menjaga kesinambungan penelitian arkeologi selanjutnya.

Untuk menanggulangi kerusakan dan pelapukan tersebut, maka sebaiknya dilakukan konservasi pada Benda Cagar Budaya (BCB). Sedangkan analisis merupakan salah satu tahapan dalam proses atau metodologi konservasi itu sendiri. Tahap awal konservasi yaitu penelitian atau studi konservasi.

Analisis dalam konservasi terdiri atas analisis terhadap kerusakan dan pelapukan, serta analisis (identifikasi) terhadap bahan. Analisis terhadap kerusakan dan pelapukan dilakukan dengan melihat jenis, faktor serta proses kerusakan dan pelapukan.

Secara garis besar kerusakan yang berarti perubahan bentuk dan atau perubahan fungsi. Pelapukan merupakan satu bentuk dari kerusakan. Kerusakan dan pelapukan bisa terjadi hanya satu bentuk saja, bisa juga berarti terjadi secara bersamaan. 

Oleh karena itu, tahap analisis kerusakan dan pelapukan terhadap benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh seorang peneliti untuk dapat mengidentifikasi tingkat kerusakan dan pelapukan, sehingga nanti dapat mengetahui tindakan selanjutnya yang harus dilakukan terhadap benda-benda peninggalan tersebut. Dengan kata lain, tanpa melakukan tindakan analisis kerusakan dan pelapukan, seorang peneliti tidak dapat melakukan tindakan konservasi karena tindakan terhadap setiap benda peninggalan berbeda dengan melihat faktor, tingkat dan bentuk kerusakan dan pelapukan, serta jenis dan bahan dari peninggalan tersebut.

Tidak ada komentar: