Penelitian terhadap naskah Nusantara memiliki banyak tujuan. diantaranya untuk penyebaran agama dan untuk kepentingan pengajaran. Adapun penelitian naskah Nusantara yang dilakukan oleh para penginjil yang diutus NBG bertujuan untuk kepentingan penyebaran agama Kristen dengan penerjemahan Alkitab dan penyebaran Alkitab berbahasa Nusantara yang mudah dipahami oleh masyarakat Nusantara.
Para penginjil tersebut umumnya memiliki latar belakang ilmu pengetahuan linguistik sebagai bekal penguasaan naskah. Sebagian dari penginjil tersebut tertarik mengkaji kandungan isi naskah dan selanjutnya tertarik untuk menyuntingnya untuk penyebaran kandungannya pada masyarakat yang lebih luas.
Adapun penelitian naskah Nusantara untuk kepentingan pengajaran dilakukan oleh orang-orang Belanda yang bertugas sebagai tenaga pengajar yang memberikan pelajaran bahasa Nusantara kepada calon pegawai sipil yang akan dikirimkan ke kawasan Nusantara. Para penginjil memberi bekal kepada calon pegawai sipil tersebut dengan bekal pengetahuan mengenai bahasa, geografi, dan ethnologi.
Mimbar kuliah untuk disiplin ilmu-ilmu tersebut dilakukan di Konninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda mulai tahun 1836 dan di Delft pada tahun 1842. Selain itu guru besarnya dalam bahasa Melayu, Geografi, dan Ethnologi Hindia Belanda adalah Taco Roorda di Breda dan Roorda Van Eysinga di Delft, yang selanjutnya dipindahkan ke Fakultas Sastra Universitas Leiden. Taco Roorda sendiri dikenal sebagai penerjemah Alkitab.
Selain oleh bangsa Belanda, penelitian terhadap naskah Nusantara juga dilakukan oleh para filolog bangsa Eropa lainnya antara lain: John Leyden, J. Logan, W. Marsden, Thomas Stamford Raffles, J. Crawfurd, R.J. Wilkinson, R.O. Winstedt dan Shellabear. Dimana mereka semua berasal dari Inggris. Ada pula yang berasal dari Jerman bernama Hans Overbeck.
sumber:
catatan kuliah Agus Supriatna ketika menempuh pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar